Rabu, 17 Juli 2013

Malam Ramai Rum



Kenapa Tuhan menciptakan mahluk seindah kamu Fatih, apa karena Tuhan menginginkan aku untuk jatuh hati juga kepadamu? Aku Rum, Rumayda, telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak akan pernah ikut latah jatuh hati kepada orang yang terkenal, memiliki banyak penggemar, dan tampan. Celakanya kau ada dalam semua kriteria yang seharusnya aku hindari Fatih. Apakah ini skenario Tuhan? Mungkin pertanyaan ini dapat aku jawab sendiri. Biarlah aku tampak linglung, namun inilah aku sekarang yang tengah dipenuhi pikirannya olehmu. Menurut pandanganku, menurut apa yang aku percaya dalam sanubari, tentu ini skenario Tuhan Fatih, hanya Dialah yang membolak-balikkan hati manusia, tak ada yang lain. Hanya Dia pemilik hati dalam setiap rasa. Ya, salah satunya adalah rasaku padamu.

Oh Tuhaaan, betapa aku sadar bahwa aku termakan oleh kata-kataku sendiri. Bahkan aku sangat ingat pernah berikrar bahwa aku tak akan jatuh hati dengan orang terkenal dan memiliki banyak penggemar. Mungkin terdengar sedikit aneh, namun inilah aku, ya inilah aku. Aku gadis biasa yang ingin memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja, tanpa ada sesuatu yang terlalu diistimewakan oleh orang-orang di sekitarku. Aku hanya ingin ketika aku menikah, aku tak akan membuat ribuan hati gadis-gadis penggemar suamiku patah hati karena pangerannya telah Tuhan jodohkan denganku. Terdengar terlalu berlebihan memang, tapi itulah yang sebenarnya selama ini aku bayangkan dan selama ini selalu ada di benakku. Olalaaa, apakah aku ini terlalu, apakah aku ini aneh? Ya, sepertinya aku baru menyadarinya malam ini kalau aku memang benar-benar memiliki pikiran yang berlebihan.

Bayangkan saja, jika itu memang takdir dari Tuhan, bukankah aku seharusnya bersyukur, sebab Tuhan mempertemukanku dengan jodohku masih di bumi ini, bukankah beberapa orang dipanggil Tuhan sebelum bertemu jodohnya di bumi? Ya kan, aku seharusnya bersyukur, bukannya malah mengikrarkan hal yang tidak jelas dan mengakibatkan aku saat ini termakan oleh omonganku sendiri.

Skak matt! Dan saat ini aku jatuh hati padamu. Oke, mungkin sebaiknya aku akan belajar melupakanmu, sebab sepertinya aku tak ingin menjadi salah satu dari buih-buih penggemarmu....

Ah! Baiklah aku akan jujur, aku memang menyedihkan, untuk saat ini aku tidak bisa melupakanmu, kau selalu menari-nari dalam benakku Fatih, senyummu, tawamu, engkau yang berjalan di depanku, gaya bercandamu yang terlalu kekanak-kanakan, dan sekali lagi senyummu di balik sorotan lampu panggung, saat sebuah pertunjukkan kita tonton bersama-sama dalam keramaian kawan-kawan kita. Oh, tidaaak, kenapa aku bisa termakan oleh omonganku sendiri, kenapa aku bisa mengenalmu duhai manusia terindah yang kutemui pertamakali dalam pameran bunga, kenapa kau begitu solih, kenapa kau begitu ramah, kenapa kau begitu baik, dan kenapa kau menari-nari dalam anganku? Yah sekali lagi itu adalah sekenario dari Tuhan, dan selesesai, tak ada yang perlu ditanyakan lagi. Ini memang kehendak-Nya.

Emmm, tentang kata tampan, aku tidak alergi dengan lelaki tampan, hanya saja aku memiliki sisi kerelatifan dalam memandang ketampanan seseorang. Ada tampan, manis, imut dan menyenangkan saat dipandang, dan aku sangat yakin jika orang-orang kuberi angket tentang pilihan seperti apakah wajahmu, orang-orang pasti akan memilih bahwa engkau sungguh tampan. Yaaa, semua orang pasti setuju bahwa engkau tampan Fatih. Itulah yang menjadi masalahku dulu ketika aku mengikrarkan kata-kataku yang tidak jelas. Rasanya hanya tak ingin saja bila kesepakatan rimba tentang ketampanan seseorang, membuatku seperti ikut latah untuk memilih kesepakatan rimba tersebut. Tidak, tidak, tentu aku tidak munafik, hanya saja waktu itu aku sedikit idealis hahaha. Tentu aku bersyukur jika Tuhan menakdirkanku dengan seseorang yang tampan, aku tak akan menghindar. Sekali lagi, aku hanya tak ingin latah, namun aku pasti mematuhi titah Tuhan.

Sepertinya Tuhan memang memiliki rencana lain, untuk membuat hatiku jatuh kepadamu. Aku jatuh hati kepadamu Fatih, sejak kau menyapaku diantara bunga-bunga indah di pameran itu. Lambaian tanganmu yang ceria dan senyumku yang bingung saat mendapatimu menyapaku dengan senyum teramah siang itu. Siang yang indah denganku menemukanmu.

Well, ini hanya curahan hatiku. Hanya Tuhan dan aku saja yang tau akan ceracauanku. Aku hanya jatuh hati Fatih, ya, tentu saja seperti yang telah aku ceritakan panjang lebar sebelumnya. Ini bukan hal yang terlalu penting untuk digembor-gemborkan. Ini hanya sebagian dari hidupku yang terisi olehmu. Kuharap rahasia yang telah kumasukkan dalam peti tanpa kunci ini tak akan terbuka jika bukan pemilik kunci tersebut yang membukanya sendiri. Kunci yang telah sepenuhnya aku berikan kepadamu, dan jika bukan kamu yang membukanya, rahasia ini akan tetap tersimpan rapi dalam hatiku, kemudian lapuk dan hilang diterbangkan oleh waktu, dan akupun secara alamiah berlalu melupakanmu. Aku Rum, yaitu gadis yang selalu tampak wajar dan biasa saja saat di dekatmu. Melupakanmu, perlahan, dan melanjutkan hidupku yang baru.

NB:“Tuhan, ini aku Rum, aku sedang jatuh hati padanya, ya, Engkau pasti mengetahuinya. Jaga ia ya Tuhan, dan tetap sembunyikan ronaku padanya. Aku ingin tetap mematuhi titahmu, aku ingin Engkau menyayangiku karena aku hamba-Mu yang mematuhi perintah-Mu. Aku yakin semuanya akan baik-baik bila aku tetap berusaha menjadi baik. Allahummaj’alni maratusshalihah, Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku perempuan yang solihah. Aamin ya Rabbal Alamin. 

*Kisah ini terinspirasi dari tokoh sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang bernama Rum, dan nama tokoh Fatih adalah nama Favorit saya mengambil dari tokoh sejarah Muhammad al-Fatih, pemuda hebat yang menaklukkan konstantinopel. Mybe saya akan memberikan nama anak pertama saya dengan nama Fatih hahaha ^^

0 komentar:

Posting Komentar