Kenapa
Tuhan menciptakan mahluk seindah kamu Fatih, apa karena Tuhan menginginkan aku
untuk jatuh hati juga kepadamu? Aku Rum, Rumayda, telah berjanji pada diriku
sendiri bahwa aku tak akan pernah ikut latah jatuh hati kepada orang yang
terkenal, memiliki banyak penggemar, dan tampan. Celakanya kau ada dalam semua
kriteria yang seharusnya aku hindari Fatih. Apakah ini skenario Tuhan? Mungkin
pertanyaan ini dapat aku jawab sendiri. Biarlah aku tampak linglung, namun
inilah aku sekarang yang tengah dipenuhi pikirannya olehmu. Menurut
pandanganku, menurut apa yang aku percaya dalam sanubari, tentu ini skenario
Tuhan Fatih, hanya Dialah yang membolak-balikkan hati manusia, tak ada yang
lain. Hanya Dia pemilik hati dalam setiap rasa. Ya, salah satunya adalah rasaku
padamu.
Oh
Tuhaaan, betapa aku sadar bahwa aku termakan oleh kata-kataku sendiri. Bahkan
aku sangat ingat pernah berikrar bahwa aku tak akan jatuh hati dengan orang
terkenal dan memiliki banyak penggemar. Mungkin terdengar sedikit aneh, namun
inilah aku, ya inilah aku. Aku gadis biasa yang ingin memiliki kehidupan yang
biasa-biasa saja, tanpa ada sesuatu yang terlalu diistimewakan oleh
orang-orang di sekitarku. Aku hanya ingin ketika aku menikah, aku tak akan
membuat ribuan hati gadis-gadis penggemar suamiku patah hati karena pangerannya
telah Tuhan jodohkan denganku. Terdengar terlalu berlebihan memang, tapi itulah
yang sebenarnya selama ini aku bayangkan dan selama ini selalu ada di benakku.
Olalaaa, apakah aku ini terlalu, apakah aku ini aneh? Ya, sepertinya aku baru
menyadarinya malam ini kalau aku memang benar-benar memiliki pikiran yang berlebihan.
Bayangkan
saja, jika itu memang takdir dari Tuhan, bukankah aku seharusnya bersyukur,
sebab Tuhan mempertemukanku dengan jodohku masih di bumi ini, bukankah beberapa
orang dipanggil Tuhan sebelum bertemu jodohnya di bumi? Ya kan, aku seharusnya
bersyukur, bukannya malah mengikrarkan hal yang tidak jelas dan mengakibatkan
aku saat ini termakan oleh omonganku sendiri.
Skak
matt! Dan saat ini aku jatuh hati padamu. Oke, mungkin sebaiknya aku akan
belajar melupakanmu, sebab sepertinya aku tak ingin menjadi salah satu dari
buih-buih penggemarmu....
Ah!
Baiklah aku akan jujur, aku memang menyedihkan, untuk saat ini aku tidak bisa
melupakanmu, kau selalu menari-nari dalam benakku Fatih, senyummu, tawamu,
engkau yang berjalan di depanku, gaya bercandamu yang terlalu kekanak-kanakan,
dan sekali lagi senyummu di balik sorotan lampu panggung, saat sebuah
pertunjukkan kita tonton bersama-sama dalam keramaian kawan-kawan kita. Oh,
tidaaak, kenapa aku bisa termakan oleh omonganku sendiri, kenapa aku bisa
mengenalmu duhai manusia terindah yang kutemui pertamakali dalam pameran bunga,
kenapa kau begitu solih, kenapa kau begitu ramah, kenapa kau begitu baik, dan
kenapa kau menari-nari dalam anganku? Yah sekali lagi itu adalah sekenario dari
Tuhan, dan selesesai, tak ada yang perlu ditanyakan lagi. Ini memang
kehendak-Nya.
Emmm,
tentang kata tampan, aku tidak alergi dengan lelaki tampan, hanya saja aku
memiliki sisi kerelatifan dalam memandang ketampanan seseorang. Ada tampan,
manis, imut dan menyenangkan saat dipandang, dan aku sangat yakin jika
orang-orang kuberi angket tentang pilihan seperti apakah wajahmu, orang-orang
pasti akan memilih bahwa engkau sungguh tampan. Yaaa, semua orang pasti setuju
bahwa engkau tampan Fatih. Itulah yang menjadi masalahku dulu ketika aku
mengikrarkan kata-kataku yang tidak jelas. Rasanya hanya tak ingin saja bila
kesepakatan rimba tentang ketampanan seseorang, membuatku seperti ikut latah
untuk memilih kesepakatan rimba tersebut. Tidak, tidak, tentu aku tidak
munafik, hanya saja waktu itu aku sedikit idealis hahaha. Tentu aku bersyukur
jika Tuhan menakdirkanku dengan seseorang yang tampan, aku tak akan menghindar.
Sekali lagi, aku hanya tak ingin latah, namun aku pasti mematuhi titah Tuhan.
Sepertinya
Tuhan memang memiliki rencana lain, untuk membuat hatiku jatuh kepadamu. Aku
jatuh hati kepadamu Fatih, sejak kau menyapaku diantara bunga-bunga indah di
pameran itu. Lambaian tanganmu yang ceria dan senyumku yang bingung saat
mendapatimu menyapaku dengan senyum teramah siang itu. Siang yang indah
denganku menemukanmu.
Well,
ini hanya curahan hatiku. Hanya Tuhan dan aku saja yang tau akan ceracauanku.
Aku hanya jatuh hati Fatih, ya, tentu saja seperti yang telah aku ceritakan
panjang lebar sebelumnya. Ini bukan hal yang terlalu penting untuk
digembor-gemborkan. Ini hanya sebagian dari hidupku yang terisi olehmu. Kuharap
rahasia yang telah kumasukkan dalam peti tanpa kunci ini tak akan terbuka jika
bukan pemilik kunci tersebut yang membukanya sendiri. Kunci yang telah
sepenuhnya aku berikan kepadamu, dan jika bukan kamu yang membukanya, rahasia
ini akan tetap tersimpan rapi dalam hatiku, kemudian lapuk dan hilang diterbangkan
oleh waktu, dan akupun secara alamiah berlalu melupakanmu. Aku Rum, yaitu gadis
yang selalu tampak wajar dan biasa saja saat di dekatmu. Melupakanmu, perlahan,
dan melanjutkan hidupku yang baru.
NB:“Tuhan, ini aku Rum, aku sedang jatuh hati padanya, ya, Engkau pasti mengetahuinya. Jaga ia ya Tuhan, dan tetap sembunyikan ronaku padanya. Aku ingin tetap mematuhi titahmu, aku ingin Engkau menyayangiku karena aku hamba-Mu yang mematuhi perintah-Mu. Aku yakin semuanya akan baik-baik bila aku tetap berusaha menjadi baik. Allahummaj’alni maratusshalihah, Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku perempuan yang solihah. Aamin ya Rabbal Alamin.”
*Kisah
ini terinspirasi dari tokoh sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang
bernama Rum, dan nama tokoh Fatih adalah nama Favorit saya mengambil
dari tokoh sejarah Muhammad al-Fatih, pemuda hebat yang menaklukkan
konstantinopel. Mybe saya akan memberikan nama anak pertama saya dengan nama Fatih hahaha ^^
0 komentar:
Posting Komentar