Sabtu, 20 Juli 2013

Antara Kagum dan Suka, Terselip Rasa *C.I.N.T.A*(2)


Episode Dua
Pelangi Ukhuwah
13288150171657437232
Persahabatan itu seperti warna pelangi,.
Setiap warna memiliki keistimewaannya masing-masing,.
Saling mengisi dan memberikan keindahannya tersendiri,.
Begitulah persahabatan,.
***
Waktu mengalir bagaikan sungai, berbisisk sambil mengalir. Diantara celah bebetauan, beriak mendendangkan nyanyian alam. Terus mengalir menghayutkan segala sesuatu yang ada didepannya. Diantara keheningan biru, diantara nyiur lembaian dedaun pepohonan hijau. Diantara  senandung kicau burung di celah ranting-ranting yang berbisik diterpa lembut pelukan angin sepoi, kabut tebal yang mulai menyapa dan semua yang menemani riak demi riak gemuruhnya.
Detik terus bergeming hingga berubah menjadi menit. Menit terus beranjak hingga sampai pada jam. Jam terus berputar hingga berganti hari. Hari terus berlari hingga sampai pada minggu. Minggu terus berlalu dan sampai pada bulan. Dan bulan terus berjalan hingga sampai pada tahun. Begitulah seterusnya, berputar dan terus berputar. Berganti tiada henti. Sampai pada suatu hari dimana waktu akan berhenti dan semua yang telah berlalu dari waktu akan diperlihatkan.
Ya, sekarang aku di sini. Seperti hari-hari yang telah berlalu. Sendiri di batas pesona senja, menatap kemuning jingga senja yang mulai merona dan menjadi saksi saat matahari mulai beranjak pergi. Tidak ada yang spesial di pesona jingga saat ini, hanya saja ada yang berbeda. Senja sore ini, ada rintik hujan yang menemani, meskipun hanya sesaat, tapi ketika rintik itu hilang warna-warni yang melengkung indah mulai menghias keheningan jingga. Mereka sebut itu The Rainbow. Yupzz, Pelangi. Sebuah lukisan Agung Rabb Semesta yang luar biasa. Sekilas namun memberi arti keindahan.
Hemm,. Mengamati pelangi memang asik. Makanya kenapa banyak orang yang  sangat suka dengan pelangi. Ya, karena pelangi memamerkan keindahan dengan keanekaragaman warnanya. Tanpa memerlukan cat atau pewarna, tapi lukisan itu dengan sempurna menjadi warna di bentangan cakrawala. Subhanallah, Maha suci Engkau Ya Rahman.
By the way, kalau berbicara pelangi jadi inget dengan sahabat. Sahabat yang selalu memberi warna di bentangan kehidupan nyata. Menjadi inspirasi, motivasi, solusi dan  bukan polusi. Kehadiran seorang sahabat selalu memberi keindahan tersendiri. Ya, sahabat seperti udara, menyejukkan dan menentramkan jiwa. Seperti air jernih, menghilangkan risau dan galau di hati. seperti warna pelangi, setiap warna memiliki keistimewaannya masing-masing, saling mengisi dan memberikan keindahannya tersendiri. Meskipun kadang-kadang menjengkelkan. Hehe, jadi inget sahabatku yang sekarang sedang berlayar di luasnya samudera ilmu bumi kinanah. Ia memilih untuk belajar disana, sebuah Universitas Isalm tertua di dunia, Al-Azhar University Cairo-Egypt.
Hemm, jadi melayang kesana-sini. This time for browsing. Ya, saatnya terbang ke dunia maya. Untuk bertemu dengan mereka yang jauh di mata, hehe,.. atau membaca berita terhangat dan terbaru di dunia. Seperti biasa, pertama kali yang ku buka adalah jejaring sosial yang mereka sebut facebook. Tapi, sepertinya bukan hanya aku, aku pikir hampir kebanyakan orang ketika mereka berlayar di dunia maya, yang mereka buka terlebih dahulu adalah FB. Sekali lagi sobat, Facebook sudah menyihir kebanyakan orang dengan mantranya. Facebook sepertinya sudah menjadi candu. Ah, apapun itu, semoga penggunanya bisa memanfaatkan FB degan sebaiknya. Termasuk aku. Bukan untuk menipu, memeras, mencaci, menghina, atau apapun itu yang berbau ketidak indahan.
Ku ketik akun FB ku  misami@yahoo.com dan ku tulis faswordnya; **********. Dan terbukalah tampilan profil putih biruku. Ada lima pemberitahuan dan satu pesan. Ku buka isi pesan itu dan ternyata dari Emilia Rizki Muslimah. Seorang sahabat baru di belantara facebook, hehehe lebay.com.
“Assalamu’alaikum ka sam,. Apa kabarnya..?”
Begitu isi pesan darinya yang ku panggil Imah. Dan akupun segera menarikan  jemariku diatas papan keyboard untuk membalas pesan darinya.
“Wa’alaikum salam, Alhamdulillah sehat. Imah sendiri gimana kabarnya?”
Lalu ku klik send, dan terkirimlah.
Selang beberapa menit kemudian, ia pun kembali menjawab.
“Alhamdulillah baik ka. Oh iya ka, saya suka status dan catatannya ka sam. Motivasi,cerpen dan lainnya. Bagus sekali ka, inspiratif. (^_^),, kapan-kapan aku boleh share kan ka..?”
Sepertinya Imah sedang ol di hp. Makanya dia cepat menjawab balasanku.
“Makasih imah,.. ^_^ , ia boleh aja. Insya Allah. Semoga bisa berbagi pengalaman atau ilmu.”
Imah, memang seorang muslimah yang komunikatif. Menurut pengakuannya, ia adalah seorang gadis desa asli dari Sukabumi. Sekarang tinggal di Jakarta. Mahasiswi Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Katanya ia ingin menjadi seorang pengusaha muslimah yang sukses. Padahal menurutku ia cocok menjadi seorang guru. Selain komunikatif, ia juga ramah dan aktif. Cukup untuk modal menjadi seorang guru. Hehe, itu hanya asumsiku saja. aku tidak berhak mengatur mimpi orang, apalagi dia baru kenal denganku. Ya, memang baru seminggu aku kenal dengannya, tapi pertemanan ini mengalir begitu saja.
***
Selain FB, tetunya juga aku membuka beberpa situs berita, untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan. Banyak hal yang bisa didapat di dunia maya. Bagaimana tidak, zaman sekarang segalanya serba mudah. Terlebih lagi dengan fasilitas internet yang mudah didapat. Apapun yang kita ingin tahu mudah dicari. Kita tinggal mengetikkan nama apa yang ingin tahu tentangnya dan biarkan mbah google yang mencari dan menemukannya.
Sedang asiknya membaca berita, tiba-tiba suara chat FBku berbunyi..
“Assalamu’alaikum..”
Dzikra Zahra El-hayah, ternyata dari seorang akhwat yang pekan lalu megirimkan permintaan pertemanan.
“Wa’alaikum salam,.”. Jawabku.
“Syukran sudah di konfirm, salam kenal”.  Ia pun kembali membalas.
“Sama-sama, salam kenal juga.” Tukasku.
Kemudian tanpa sengaja atau memang sengaja tangan ini mengklik namanya, dan tiba-tiba muncullah profil tentangnya.
Namanya Dzikra Zahra El-hayah, ia asli dari Bekasi. Seorang Mahasiswi di Universitas Negri Jakarta Jurusan Sastra Arab. Aktivis juga, dan seorang guru di sebuah Bimbingan Belajar al-quran dan Sunnah Laa Tansa di sebuh komplek elit Bekasi Barat. Hemm, satu lagi pelangi ukhuwah di langit dunia maya.
“Oh iya, saya Sami Ilmi el-Kautsar.. boleh dipanggil Sami.”
Kuperkenalkan diriku, seperti biasanya orang yang baru kenal dengan seseorang. Pasti yang pertama adalah dengan nama. Pepatahpun mengatakan, tak kenal makanya ta’aruf, hehehe.
“Saya Dzikra Zahra el-Hayah, panggil saja Ikra.” Jawabnya biasa.
“Ok ikra.. Oh iya, menurut info di profilnya anti sekarang kuliyah di UNJ ngambil jurusan sastra Arab ya, semester berapa..?” Akupun ingin sedikit tahu tentangnya.
“Iya, Alhamdulillah sekarang sudah semester empat.” Jawabnya datar.
“Ohh, bahasa Arabnya sudah mahir donk..?”. Tukasku.
“Ah, biasa saja. Belum mahir ko… Masih belajar. ^_^. Jawabnya.
“Kaifa idza natakallam bi lughoh ‘arabiyyah (Bagaimana kalau kita ngobrol pake Bahasa Arab)..?” Berusaha lebih mencairkan suasana.
“Anta tastathi’ takallum ‘arabiyyah aidhan (Kamu bisa Bahasa Arab juga)..? aina darasta (dimana belajarnya) ?” Suasana pun mulai mencair.
“Al-hamdulillah, wa lau bi Qolil, hehe.. darastu min shodiqii, huwa yadrus fi al-Qohirah, fi al-Azhar (Alhamdulillah, meskipun  sedikit., saya belajar dari teman, dia sekarang belajar di Universitas Al-Azhar).
Ya meskipun sedikit saja, bisalah bercakap-cakap dan menjawab dengan Bahasa Arab. Ini karena sering chatting sama sahabat yang sekarang sedang belajar di Negri Seribu Menara itu.
“Haqqan (sungguh)…? subhanallah, ma afrahu Qalbi biliqoik (saya senang bertemu denganmu).. wa ‘indi shohib li takallum bi hadizihi lughoh (dan saya punya teman ngobrol dengan bahasa ini).” Sepertinya saat ini dia senang sekali,. Hehehe.. ngarang saja.. lebay.com
“Na’am ukhti (iya ukhti), hehe. Wa ana aidhan (saya juga), tasyarroftu bi liqoik (senang bertemu denganmu). Syukran.” Jawabku, ntah benar ntah salah jawabanku.
“Iya, sama-sama sami. Saya juga senang bisa berkenalan dengan antum. Aktivitas antum sekarang apa?” Tanyanya.
Ah aktivitas saya mah biasa saja, jadi Pengacara alias pengangguran banyak acara, hehe”. Celotehku.
“Ah, antum ini suka merendah githu. Pasti antum ini seorang yang sibuk sekali ya?” Gumamnya.
“Ah ga juga,.. tapi,. ya begitulah, hanya ingin memanfaatkan waktu dengan sebaiknya saja. Ya kalau FB’an mah hanya refresing saja, hehe”. Jawabku lurus.
“Ok lah, yang jelas apapun itu, semoga kita selalu bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki. Ikra juga FB’an paling seperlunya saja. Tidak terlalu begitu sering. FB bagi ikra hanya sebatas jejaring dunia maya biasa, tapi ikra ingin memanfaatkan FB ini untuk karya Ikra saja. Ya berharap ada manfaat yang bisa diambil oleh temen-temen Ikra, lebih luasnya untuk publik. ^_^ . Gumamnya dengan lugas.
“Yupzz, betul sekali Ikra. Setuju banget. Untaian kata adalah hal yang luar biasa jika dirangkai dengan sempurna dan memiliki makna. Bukan hanya sekedar mamasang status biasa dan basi, ataupun tidak ada nilainya sama sekali.” Jawabku yakin.
Iya, semoga saja kita terjaga dari perkataan yang sia-sia. Amin. ^_^.  Tukasnya.
“Amin ya Rabb… :).  Balasku.
“Baiklah sami, senang berkenalan dengan antum, saya pamit off dulu.  ila liqo fi furshoh ukhro. Wassalamu’alaikum..” .  Ia pun pamit untuk off.
“Ok ikra, sama-sama. Ma’a salamah, ila liqo.. wa’alaikum salam..”
***
Satu lagi warna pelangi ukhuwah di jingga maya. Seorang muslimah berjilbab rapi. Semoga saja hatinya pun seindah jilbabnya. Hemm, dunia maya… kadang ia mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Banyak sekali pertemanan yang abu-abu di dunia maya ini, tapi tidak sedikit pula pertemanan yang sebenarnya. Hanya saja tergantung orang yang menggunakannya. Jika saja jejaring ini digunakan untuk hal yang baik, tentunya akan jauh lebih bermanfaat ketimbang madharatnya. Tapi jika hanya digunakan untuk kesia-siaan maka alangkah sayangnya.
Tapi inilah realitanya sekarang, banyak sekali orang mensalahgunakan fasilitas internet ini. Yang hanya mengikuti hawa nafsunya lebih cenderung kearah yang negative. mereka membuat situs-situs yang tidak bermoral yang bisa merusak moralitas bangsa dan menghancurkan generasinya. Melecehkan dan menghina suatu agama, sehingga terjadi pergesekan diantara mereka, dan banyak lagi. Semoga saja aku tidak termasuk diantara mereka.
Senja sore ini pun, menyisakan kerinduan akan sahabat yang nun jauh disana. Seorang sahabat yang seperti pelangi. Ia mampu memberi keindahan di setiap liku kehidupan. Memberi warna untuk hari yang terjalani. Ia adalah inspirasi nyata untuk diri. Bahkan ia adalah motivator hebat saat diri berada di jurang kegalauan. Ia sempat menyampaikan sederetan kata SEMANGAT sebelum ia berangkat ke negrinya nabi Musa itu;
“Milikilah mimpi hebat dalam hidup. Tentukan tujuan yang ingin diraih. Karena hidup terlalu singkat untuk sebuah kesia-siaan”.

Ya, tunggu aku sobat. Suatu hari nanti aku akan ke sana. Menjemput mimpi yang sempat tertunda.
Hemm,, di batas pesona jingga senja hari ini juga, aku menemukan satu warna pelangi ukhuwah lagi. Seorang muslimah dari kota Bekasi sana. Semoga pelangi ukhuwah ini memberi warna di langit kehidupan. Dan semoga saja ukhuwah ini tidak seperti pelangi yang mudah memudar. Semoga ada banyak hal yang bermanfaat dari setiap pertemanan di belantara dunia yang maya ini. Ya meskipun ada diantara pertemanan yang sama sekali belum pernah aku ketahui. ‘ala kulli hal semoga Allah menjauhkan diri dari segala hawa nafsu yang membelunggu yang menggiring jiwa kedalam kenistaan.
To be Continue,..

0 komentar:

Posting Komentar