Pelangi Ukhuwah
Persahabatan itu seperti warna pelangi,.
Setiap warna memiliki keistimewaannya masing-masing,.
Saling mengisi dan memberikan keindahannya tersendiri,.
Begitulah persahabatan,.
***
Waktu mengalir bagaikan sungai,
berbisisk sambil mengalir. Diantara celah bebetauan, beriak
mendendangkan nyanyian alam. Terus mengalir menghayutkan segala sesuatu
yang ada didepannya. Diantara keheningan biru, diantara nyiur lembaian
dedaun pepohonan hijau. Diantara senandung kicau burung di celah
ranting-ranting yang berbisik diterpa lembut pelukan angin sepoi, kabut
tebal yang mulai menyapa dan semua yang menemani riak demi riak
gemuruhnya.
Detik terus bergeming hingga berubah
menjadi menit. Menit terus beranjak hingga sampai pada jam. Jam terus
berputar hingga berganti hari. Hari terus berlari hingga sampai pada
minggu. Minggu terus berlalu dan sampai pada bulan. Dan bulan terus
berjalan hingga sampai pada tahun. Begitulah seterusnya, berputar dan
terus berputar. Berganti tiada henti. Sampai pada suatu hari dimana
waktu akan berhenti dan semua yang telah berlalu dari waktu akan
diperlihatkan.
Ya, sekarang aku di sini. Seperti
hari-hari yang telah berlalu. Sendiri di batas pesona senja, menatap
kemuning jingga senja yang mulai merona dan menjadi saksi saat matahari
mulai beranjak pergi. Tidak ada yang spesial di pesona jingga saat
ini, hanya saja ada yang berbeda. Senja sore ini, ada rintik hujan yang
menemani, meskipun hanya sesaat, tapi ketika rintik itu hilang
warna-warni yang melengkung indah mulai menghias keheningan jingga.
Mereka sebut itu The Rainbow. Yupzz, Pelangi. Sebuah lukisan Agung Rabb Semesta yang luar biasa. Sekilas namun memberi arti keindahan.
Hemm,. Mengamati pelangi memang asik.
Makanya kenapa banyak orang yang sangat suka dengan pelangi. Ya,
karena pelangi memamerkan keindahan dengan keanekaragaman warnanya.
Tanpa memerlukan cat atau pewarna, tapi lukisan itu dengan sempurna
menjadi warna di bentangan cakrawala. Subhanallah, Maha suci Engkau Ya Rahman.
By the way, kalau berbicara
pelangi jadi inget dengan sahabat. Sahabat yang selalu memberi warna di
bentangan kehidupan nyata. Menjadi inspirasi, motivasi, solusi dan
bukan polusi. Kehadiran seorang sahabat selalu memberi keindahan
tersendiri. Ya, sahabat seperti udara, menyejukkan dan menentramkan
jiwa. Seperti air jernih, menghilangkan risau dan galau di hati.
seperti warna pelangi, setiap warna memiliki keistimewaannya
masing-masing, saling mengisi dan memberikan keindahannya tersendiri.
Meskipun kadang-kadang menjengkelkan. Hehe, jadi inget sahabatku yang
sekarang sedang berlayar di luasnya samudera ilmu bumi kinanah. Ia
memilih untuk belajar disana, sebuah Universitas Isalm tertua di dunia,
Al-Azhar University Cairo-Egypt.
Hemm, jadi melayang kesana-sini. This
time for browsing. Ya, saatnya terbang ke dunia maya. Untuk bertemu
dengan mereka yang jauh di mata, hehe,.. atau membaca berita terhangat
dan terbaru di dunia. Seperti biasa, pertama kali yang ku buka adalah
jejaring sosial yang mereka sebut facebook. Tapi, sepertinya bukan
hanya aku, aku pikir hampir kebanyakan orang ketika mereka berlayar di
dunia maya, yang mereka buka terlebih dahulu adalah FB. Sekali lagi
sobat, Facebook sudah menyihir kebanyakan orang dengan mantranya.
Facebook sepertinya sudah menjadi candu. Ah, apapun itu, semoga
penggunanya bisa memanfaatkan FB degan sebaiknya. Termasuk aku. Bukan
untuk menipu, memeras, mencaci, menghina, atau apapun itu yang berbau
ketidak indahan.
Ku ketik akun FB ku misami@yahoo.com
dan ku tulis faswordnya; **********. Dan terbukalah tampilan profil
putih biruku. Ada lima pemberitahuan dan satu pesan. Ku buka isi pesan
itu dan ternyata dari Emilia Rizki Muslimah. Seorang sahabat baru di belantara facebook, hehehe lebay.com.
“Assalamu’alaikum ka sam,. Apa kabarnya..?”
Begitu isi pesan darinya yang ku panggil Imah. Dan akupun segera menarikan jemariku diatas papan keyboard untuk membalas pesan darinya.
“Wa’alaikum salam, Alhamdulillah sehat. Imah sendiri gimana kabarnya?”
Lalu ku klik send, dan terkirimlah.
Selang beberapa menit kemudian, ia pun kembali menjawab.
“Alhamdulillah baik ka. Oh
iya ka, saya suka status dan catatannya ka sam. Motivasi,cerpen dan
lainnya. Bagus sekali ka, inspiratif. (^_^),, kapan-kapan aku boleh share kan ka..?”
Sepertinya Imah sedang ol di hp. Makanya dia cepat menjawab balasanku.
“Makasih imah,.. ^_^ , ia boleh aja. Insya Allah. Semoga bisa berbagi pengalaman atau ilmu.”
Imah, memang seorang muslimah yang
komunikatif. Menurut pengakuannya, ia adalah seorang gadis desa asli
dari Sukabumi. Sekarang tinggal di Jakarta. Mahasiswi Fakultas Ekonomi
di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Katanya ia
ingin menjadi seorang pengusaha muslimah yang sukses. Padahal menurutku
ia cocok menjadi seorang guru. Selain komunikatif, ia juga ramah dan
aktif. Cukup untuk modal menjadi seorang guru. Hehe, itu hanya asumsiku
saja. aku tidak berhak mengatur mimpi orang, apalagi dia baru kenal
denganku. Ya, memang baru seminggu aku kenal dengannya, tapi pertemanan
ini mengalir begitu saja.
***
Selain FB, tetunya juga aku membuka
beberpa situs berita, untuk menambah wawasan dan memperluas
pengetahuan. Banyak hal yang bisa didapat di dunia maya. Bagaimana
tidak, zaman sekarang segalanya serba mudah. Terlebih lagi dengan
fasilitas internet yang mudah didapat. Apapun yang kita ingin tahu
mudah dicari. Kita tinggal mengetikkan nama apa yang ingin tahu
tentangnya dan biarkan mbah google yang mencari dan menemukannya.
Sedang asiknya membaca berita, tiba-tiba suara chat FBku berbunyi..
“Assalamu’alaikum..”
Dzikra Zahra El-hayah, ternyata dari seorang akhwat yang pekan lalu megirimkan permintaan pertemanan.
“Wa’alaikum salam,.”. Jawabku.
“Syukran sudah di konfirm, salam kenal”. Ia pun kembali membalas.
“Sama-sama, salam kenal juga.” Tukasku.
Kemudian tanpa sengaja atau memang sengaja tangan ini mengklik namanya, dan tiba-tiba muncullah profil tentangnya.
Namanya Dzikra Zahra El-hayah, ia asli
dari Bekasi. Seorang Mahasiswi di Universitas Negri Jakarta Jurusan
Sastra Arab. Aktivis juga, dan seorang guru di sebuah Bimbingan Belajar
al-quran dan Sunnah Laa Tansa di sebuh komplek elit Bekasi Barat.
Hemm, satu lagi pelangi ukhuwah di langit dunia maya.
“Oh iya, saya Sami Ilmi el-Kautsar.. boleh dipanggil Sami.”
Kuperkenalkan diriku, seperti biasanya
orang yang baru kenal dengan seseorang. Pasti yang pertama adalah
dengan nama. Pepatahpun mengatakan, tak kenal makanya ta’aruf, hehehe.
“Saya Dzikra Zahra el-Hayah, panggil saja Ikra.” Jawabnya biasa.
“Ok ikra.. Oh iya, menurut info di profilnya anti sekarang kuliyah di UNJ ngambil jurusan sastra Arab ya, semester berapa..?” Akupun ingin sedikit tahu tentangnya.
“Iya, Alhamdulillah sekarang sudah semester empat.” Jawabnya datar.
“Ohh, bahasa Arabnya sudah mahir donk..?”. Tukasku.
“Ah, biasa saja. Belum mahir ko… Masih belajar. ^_^”. Jawabnya.
“Kaifa idza natakallam bi lughoh ‘arabiyyah (Bagaimana kalau kita ngobrol pake Bahasa Arab)..?” Berusaha lebih mencairkan suasana.
“Anta tastathi’ takallum ‘arabiyyah aidhan (Kamu bisa Bahasa Arab juga)..? aina darasta (dimana belajarnya) ?” Suasana pun mulai mencair.
“Al-hamdulillah, wa lau bi Qolil, hehe.. darastu min shodiqii, huwa yadrus fi al-Qohirah, fi al-Azhar (Alhamdulillah, meskipun sedikit., saya belajar dari teman, dia sekarang belajar di Universitas Al-Azhar).”
Ya meskipun sedikit saja, bisalah
bercakap-cakap dan menjawab dengan Bahasa Arab. Ini karena sering
chatting sama sahabat yang sekarang sedang belajar di Negri Seribu
Menara itu.
“Haqqan (sungguh)…? subhanallah, ma afrahu Qalbi biliqoik (saya senang bertemu denganmu).. wa ‘indi shohib li takallum bi hadizihi lughoh (dan saya punya teman ngobrol dengan bahasa ini).” Sepertinya saat ini dia senang sekali,. Hehehe.. ngarang saja.. lebay.com
“Na’am ukhti (iya ukhti), hehe. Wa ana aidhan (saya juga), tasyarroftu bi liqoik (senang bertemu denganmu). Syukran.” Jawabku, ntah benar ntah salah jawabanku.
“Iya, sama-sama sami. Saya juga senang bisa berkenalan dengan antum. Aktivitas antum sekarang apa?” Tanyanya.
“Ah aktivitas saya mah biasa saja, jadi Pengacara alias pengangguran banyak acara, hehe”. Celotehku.
“Ah, antum ini suka merendah githu. Pasti antum ini seorang yang sibuk sekali ya?” Gumamnya.
“Ah ga juga,.. tapi,. ya
begitulah, hanya ingin memanfaatkan waktu dengan sebaiknya saja. Ya
kalau FB’an mah hanya refresing saja, hehe”. Jawabku lurus.
“Ok lah, yang jelas apapun
itu, semoga kita selalu bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki. Ikra
juga FB’an paling seperlunya saja. Tidak terlalu begitu sering. FB bagi
ikra hanya sebatas jejaring dunia maya biasa, tapi ikra ingin
memanfaatkan FB ini untuk karya Ikra saja. Ya berharap ada manfaat yang
bisa diambil oleh temen-temen Ikra, lebih luasnya untuk publik. ^_^ “. Gumamnya dengan lugas.
“Yupzz, betul sekali Ikra.
Setuju banget. Untaian kata adalah hal yang luar biasa jika dirangkai
dengan sempurna dan memiliki makna. Bukan hanya sekedar mamasang status
biasa dan basi, ataupun tidak ada nilainya sama sekali.” Jawabku yakin.
“Iya, semoga saja kita terjaga dari perkataan yang sia-sia. Amin. ^_^”. Tukasnya.
“Amin ya Rabb… :)”. Balasku.
“Baiklah sami, senang berkenalan dengan antum, saya pamit off dulu. ila liqo fi furshoh ukhro. Wassalamu’alaikum..” . Ia pun pamit untuk off.
“Ok ikra, sama-sama. Ma’a salamah, ila liqo.. wa’alaikum salam..”
***
Satu lagi warna pelangi ukhuwah di
jingga maya. Seorang muslimah berjilbab rapi. Semoga saja hatinya pun
seindah jilbabnya. Hemm, dunia maya… kadang ia mendekatkan yang jauh,
dan menjauhkan yang dekat. Banyak sekali pertemanan yang abu-abu di
dunia maya ini, tapi tidak sedikit pula pertemanan yang sebenarnya.
Hanya saja tergantung orang yang menggunakannya. Jika saja jejaring ini
digunakan untuk hal yang baik, tentunya akan jauh lebih bermanfaat
ketimbang madharatnya. Tapi jika hanya digunakan untuk kesia-siaan maka
alangkah sayangnya.
Tapi inilah realitanya sekarang, banyak
sekali orang mensalahgunakan fasilitas internet ini. Yang hanya
mengikuti hawa nafsunya lebih cenderung kearah yang negative. mereka
membuat situs-situs yang tidak bermoral yang bisa merusak moralitas
bangsa dan menghancurkan generasinya. Melecehkan dan menghina suatu
agama, sehingga terjadi pergesekan diantara mereka, dan banyak lagi.
Semoga saja aku tidak termasuk diantara mereka.
Senja sore ini pun, menyisakan
kerinduan akan sahabat yang nun jauh disana. Seorang sahabat yang
seperti pelangi. Ia mampu memberi keindahan di setiap liku kehidupan.
Memberi warna untuk hari yang terjalani. Ia adalah inspirasi nyata untuk
diri. Bahkan ia adalah motivator hebat saat diri berada di jurang
kegalauan. Ia sempat menyampaikan sederetan kata SEMANGAT sebelum ia
berangkat ke negrinya nabi Musa itu;
“Milikilah mimpi hebat dalam hidup. Tentukan tujuan yang ingin diraih. Karena hidup terlalu singkat untuk sebuah kesia-siaan”.
Ya, tunggu aku sobat. Suatu hari nanti aku akan ke sana. Menjemput mimpi yang sempat tertunda.
Hemm,, di batas pesona jingga senja
hari ini juga, aku menemukan satu warna pelangi ukhuwah lagi. Seorang
muslimah dari kota Bekasi sana. Semoga pelangi ukhuwah ini memberi
warna di langit kehidupan. Dan semoga saja ukhuwah ini tidak seperti
pelangi yang mudah memudar. Semoga ada banyak hal yang bermanfaat dari
setiap pertemanan di belantara dunia yang maya ini. Ya meskipun ada
diantara pertemanan yang sama sekali belum pernah aku ketahui. ‘ala
kulli hal semoga Allah menjauhkan diri dari segala hawa nafsu yang
membelunggu yang menggiring jiwa kedalam kenistaan.
To be Continue,..